Here Please Klik,,,,

Sabtu, 01 Desember 2012

Siapakah Musuh Mikro Kita?



Musuh mikro kita, sebaliknya, adalah mikroorganisme, yang bukan bagian dari tubuh kita, tetapi kadang memasuki tubuh kita, dan akhirnya merangsang pasukan pertahanan di dalamnya.
Tidak setiap sel asing yang memasuki tubuh diperlakukan sebagai musuh. Bahan asing selalu memasuki tubuh kita ketika kita makan, minum, atau minum obat. Namun tubuh tidak memeranginya. Supaya sel-sel pertahanan menganggap suatu senyawa asing sebagai musuh, ada kondisi tertentu yang dipertimbangkan, seperti ukuran molekul, laju eli-minasinya dari tubuh, dan cara masuknya ke dalam tubuh.
Bakteri
Di antara begitu banyak musuh mikro, bakteri paling ternama. Bak-teri, yang memasuki tubuh dalam banyak cara, mengobarkan perang sengit dalam tubuh. Perang ini, yang terkadang berakhir dengan penyakit yang sangat parah, secara eksplisit menyingkapkan kekuatan dan kemampuan tersembunyi pada suatu organis-me yang ukurannya hanya beberapa mikron (satu mikron sama dengan seperseribu milimeter). Penelitian terbaru menunjukkan bahwa bakteri memiliki daya tahan luar biasa bahkan terhadap kondisi yang paling parah dan sulit. Bakteri yang dalam keadaan sebagai spora tahan terhadap suhu sangat tinggi dan kemarau untuk waktu yang lama. Inilah sebabnya sukar untuk memusnahkan mikroba tertentu.
Virus
Tubuh manusia mirip intan yang sangat tinggi nilainya. Intan itu disimpan dalam brankas, mendapatkan perawatan dan perlindungan paling intensif. Sebagian organisme yang berusaha menyerang tubuh layaknya pencuri kelas kakap. Salah satu penjahat paling terkenal dan paling penting adalah virus. Organisme ini, yang keberadaannya baru kita sadari setelah ditemukannya mikroskop elektron, adalah suatu struk-tur yang terlalu sederhana dan terlalu kecil untuk bisa dianggap sebagai satu sel. Virus, yang ukurannya bervariasi antara 0,1 sampai 0,280 mikron, karenanya tidak digolongkan sebagai makhluk hidup.2
Meskipun tidak masuk kategori makhluk hidup, tak ayal virus memiliki kemampuan khusus sebagai-ana makhluk hidup lainnya. Pengamatan saksama terhadap kehidupan virus akan membuat kenyataan ini lebih je-as. Virus adalah parasit yang selalu bergantung pada makhluk hidup. Artinya, ia tidak akan bertahan hidup kalau tidak berdiam pada sel tanaman, binatang, atau manusia, dan mengonsumsi makanan dan energi-nya. Virus tidak memiliki sistem yang akan memung-kinkan mereka untuk hidup sendiri. Seakan-akan mengetahui hal ini, mereka dengan lihai menelusup ke dalam sel, dan setelah menduduki sel itu, dengan kelihaian yang sama mengubah sel tersebut menjadi “pabrik pem-buatan virus” yang menghasilkan kembarannya.
Rencana yang dikembangkan oleh virus ini untuk menduduki sel luar biasa canggih dan cerdasnya. Perta-ma-tama, si virus harus menakar apakah sel itu tepat untuk dirinya atau tidak. Ia harus sangat berhati-hati dan cermat dalam memutuskan ini, karena sedikit saja kesalahan dapat menyebabkan kematiannya. Untuk menghindari hal itu, ia menggunakan reseptor khususnya untuk memas-tikan apakah sel itu memadai atau tidak. Hal penting berikutnya adalah berhati-hati menempatkan diri di dalam sel tersebut. Sang virus membi-ngungkan sel dengan taktik yang digunakannya dan menghindari jangan sampai terdeteksi.
Beginilah peristiwa itu terjadi: Sel mengangkut DNA baru virus itu ke dalam nukleusnya. Karena mengira ia memproduksi protein, sel mulai menggandakan DNA baru ini. DNA virus menyamarkan dirinya sedemi-kian rupa sehingga sel secara tidak sengaja menjadi pabrik pembuatan musuhnya sendiri dan memproduksi sang virus yang pada akhirnya akan menghancurkannya. Memang sukar bagi sel untuk mengenali susunan-turunan sebagaimana pada penyerang.
Virus menempatkan dirinya di dalam sel sedemikian baiknya sehingga ia hampir menjadi bagian darinya. Setelah proses penggandaan selesai, sang virus dan virus baru lainnya meninggalkan sel untuk memulai proses yang sama pada sel lain. Selama proses itu, bergantung pada jenis virus dan selnya, sang virus bisa membunuh sel tuan rumah, merusaknya, mengubahnya, atau tidak berakibat apa-apa.
Pertanyaan tentang bagaimana sang sel, yang beroperasi di bawah mekanisme kontrol yang dipantau dengan sangat ketat, bisa tertipu se-hingga menjadi pabrik virus masih belum terjawab. Sangat mengheran-kan bahwa virus, yang mempunyai struktur sangat terspesialisasi, tetapi tidak dimasukkan sebagai makhluk hidup, bisa bertindak dengan demi-kian cerdas, berpikir, dan merencanakan strategi yang efektif. Rahasia dari fenomena ini terletak pada adanya Sang Pencipta, yang menciptakan organisme ini dilengkapi dengan kemampuan yang ia miliki.
Ciri khas virus secara sempurna dirancang untuk memungkinkan-nya menggunakan sistem yang berjalan di dalam sel. Jelaslah bahwa kekuatan yang menciptakan sang virus juga sangat mengetahui prinsip kerja yang sangat rumit di dalam sel. Kekuatan ini adalah kekuatan Allah, yang menciptakan virus dan sel yang ia tempati, sebagaimana Dia menciptakan seluruh jagat raya.
Dengan struktur yang amat kecil, virus bisa memicu dan terkadang bahkan bisa menyebabkan kematian pada tubuh manusia, yang jutaan kali lebih besar daripada ukurannya sendiri. Ia diciptakan khusus oleh Allah untuk mengingatkan manusia akan kelemahannya.
Picture Text
 Serbuan bakteri influensa di epitel rongga hidung (kiri).
Bakteri pada gigi yang baru saja disikat (kanan).
 Monster Miskroskopis
“Tungau debu” (gambar atas) hanyalah satu dari jutaan organisme yang hidup bersama manusia tetapi tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
Larva parasit yang sedang memasuki kulit manusia (gambar kiri). Organisme ini berusaha mencapai pembuluh darah lewat kulit, dan berdiam di pembuluh ini untuk memperbanyak diri. Ia meng-gunakan taktik luar biasa agar lolos dari pasukan pertahanan tubuh, seperti menyamarkan diri dengan materi yang dirobeknya dari sel tuan rumah.
Pandangan Mendalam atas Kulit
Di atas adalah gambar penampang melintang kulit. Tetesan keringat yang dikeluarkan dari kulit memainkan ber-bagai peran bagi tubuh. Selain menu-runkan suhu tubuh, mereka menyedia-kan zat gizi bagi bakteri dan jamur tertentu yang hidup di permukaan kulit, dan menghasilkan bahan sisa bersifat asam seperti asam laktat yang mem-bantu menurunkan tingkat PH (kea-saman) kulit. Media bersifat asam di permukaan kulit ini menciptakan lingkungan yang tidak bersahabat bagi bakteri berbahaya yang mencari tempat tinggal.
Gambar kiri merupakan tampak dekat dari jalan masuk kelenjar keringat. Di sini, juga, Anda akan mendapati bakteri seperti di tempat lain di kulit.
 Respon pertahanan pertama organisme melawan penyerangnya yang berbahaya adalah perbaik-an sendiri yang cepat dari jaringan kulit setelah munculnya luka. Ketika luka mencabik kulit, sel-sel pertahanan dengan segera bergerak ke daerah luka untuk memerangi sel asing dan membuang sisa-sisa jaringan yang terganggu. Kemudian, sejumlah sel pertahanan lainnya meningkatkan produksi fibrin, yaitu protein yang dengan cepat menutupi kembali luka dengan jaringan berserat. Gambar ini adalah gambar fibrin yang sudah menyelubungi beberapa sel darah merah.
 Gambar ini, yang diperbesar 5.900 kali, memperlihatkan sel-sel di trakhea (biru). Mereka menggunakan kelenjar mereka (kuning) untuk mensekresikan suatu senyawa yang terjebak di partikel-partikel udara.

 

Tidak ada komentar: