Musuh mikro kita, sebaliknya, adalah
mikroorganisme, yang bukan bagian dari tubuh kita, tetapi kadang memasuki tubuh
kita, dan akhirnya merangsang pasukan pertahanan di dalamnya.
Tidak setiap sel asing yang memasuki
tubuh diperlakukan sebagai musuh. Bahan asing selalu memasuki tubuh kita ketika
kita makan, minum, atau minum obat. Namun tubuh tidak memeranginya. Supaya
sel-sel pertahanan menganggap suatu senyawa asing sebagai musuh, ada kondisi tertentu
yang dipertimbangkan, seperti ukuran molekul, laju eli-minasinya dari tubuh,
dan cara masuknya ke dalam tubuh.
Bakteri
Di antara begitu banyak musuh mikro,
bakteri paling ternama. Bak-teri, yang memasuki tubuh dalam banyak cara,
mengobarkan perang sengit dalam tubuh. Perang ini, yang terkadang berakhir
dengan penyakit yang sangat parah, secara eksplisit menyingkapkan kekuatan dan
kemampuan tersembunyi pada suatu organis-me yang ukurannya hanya beberapa
mikron (satu mikron sama dengan seperseribu milimeter). Penelitian terbaru
menunjukkan bahwa bakteri memiliki daya tahan luar biasa bahkan terhadap
kondisi yang paling parah dan sulit. Bakteri yang dalam keadaan sebagai spora
tahan terhadap suhu sangat tinggi dan kemarau untuk waktu yang lama. Inilah sebabnya
sukar untuk memusnahkan mikroba tertentu.
Virus
Tubuh manusia mirip intan yang sangat
tinggi nilainya. Intan itu disimpan dalam brankas, mendapatkan perawatan dan
perlindungan paling intensif. Sebagian organisme yang berusaha menyerang tubuh
layaknya pencuri kelas kakap. Salah satu penjahat paling terkenal dan paling
penting adalah virus. Organisme ini, yang keberadaannya baru kita sadari
setelah ditemukannya mikroskop elektron, adalah suatu struk-tur yang terlalu
sederhana dan terlalu kecil untuk bisa dianggap sebagai satu sel. Virus, yang
ukurannya bervariasi antara 0,1 sampai 0,280 mikron, karenanya tidak
digolongkan sebagai makhluk hidup.2
Meskipun tidak masuk kategori makhluk
hidup, tak ayal virus memiliki kemampuan khusus sebagai-ana makhluk hidup
lainnya. Pengamatan saksama terhadap kehidupan virus akan membuat kenyataan ini
lebih je-as. Virus adalah parasit yang selalu bergantung pada makhluk hidup.
Artinya, ia tidak akan bertahan hidup kalau tidak berdiam pada sel tanaman,
binatang, atau manusia, dan mengonsumsi makanan dan energi-nya. Virus tidak
memiliki sistem yang akan memung-kinkan mereka untuk hidup sendiri. Seakan-akan
mengetahui hal ini, mereka dengan lihai menelusup ke dalam sel, dan setelah
menduduki sel itu, dengan kelihaian yang sama mengubah sel tersebut menjadi
“pabrik pem-buatan virus” yang menghasilkan kembarannya.
Rencana yang dikembangkan oleh virus
ini untuk menduduki sel luar biasa canggih dan cerdasnya. Perta-ma-tama, si
virus harus menakar apakah sel itu tepat untuk dirinya atau tidak. Ia harus
sangat berhati-hati dan cermat dalam memutuskan ini, karena sedikit saja
kesalahan dapat menyebabkan kematiannya. Untuk menghindari hal itu, ia
menggunakan reseptor khususnya untuk memas-tikan apakah sel itu memadai atau
tidak. Hal penting berikutnya adalah berhati-hati menempatkan diri di dalam sel
tersebut. Sang virus membi-ngungkan sel dengan taktik yang digunakannya dan
menghindari jangan sampai terdeteksi.
Beginilah peristiwa itu terjadi: Sel
mengangkut DNA baru virus itu ke dalam nukleusnya. Karena mengira ia
memproduksi protein, sel mulai menggandakan DNA baru ini. DNA virus menyamarkan
dirinya sedemi-kian rupa sehingga sel secara tidak sengaja menjadi pabrik
pembuatan musuhnya sendiri dan memproduksi sang virus yang pada akhirnya akan
menghancurkannya. Memang sukar bagi sel untuk mengenali susunan-turunan
sebagaimana pada penyerang.
Virus menempatkan dirinya di dalam
sel sedemikian baiknya sehingga ia hampir menjadi bagian darinya. Setelah
proses penggandaan selesai, sang virus dan virus baru lainnya meninggalkan sel
untuk memulai proses yang sama pada sel lain. Selama proses itu, bergantung
pada jenis virus dan selnya, sang virus bisa membunuh sel tuan rumah,
merusaknya, mengubahnya, atau tidak berakibat apa-apa.
Pertanyaan tentang bagaimana sang
sel, yang beroperasi di bawah mekanisme kontrol yang dipantau dengan sangat
ketat, bisa tertipu se-hingga menjadi pabrik virus masih belum terjawab. Sangat
mengheran-kan bahwa virus, yang mempunyai struktur sangat terspesialisasi,
tetapi tidak dimasukkan sebagai makhluk hidup, bisa bertindak dengan demi-kian
cerdas, berpikir, dan merencanakan strategi yang efektif. Rahasia dari fenomena
ini terletak pada adanya Sang Pencipta, yang menciptakan organisme ini
dilengkapi dengan kemampuan yang ia miliki.
Ciri khas virus secara sempurna
dirancang untuk memungkinkan-nya menggunakan sistem yang berjalan di dalam sel.
Jelaslah bahwa kekuatan yang menciptakan sang virus juga sangat mengetahui prinsip
kerja yang sangat rumit di dalam sel. Kekuatan ini adalah kekuatan Allah, yang
menciptakan virus dan sel yang ia tempati, sebagaimana Dia menciptakan seluruh
jagat raya.
Dengan struktur yang amat kecil,
virus bisa memicu dan terkadang bahkan bisa menyebabkan kematian pada tubuh
manusia, yang jutaan kali lebih besar daripada ukurannya sendiri. Ia diciptakan
khusus oleh Allah untuk mengingatkan manusia akan kelemahannya.
Picture Text
Serbuan bakteri influensa di epitel
rongga hidung (kiri).
Bakteri pada gigi yang baru saja
disikat (kanan).
Monster Miskroskopis
“Tungau debu” (gambar atas) hanyalah
satu dari jutaan organisme yang hidup bersama manusia tetapi tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang.
Larva parasit yang sedang memasuki
kulit manusia (gambar kiri). Organisme ini berusaha mencapai pembuluh darah
lewat kulit, dan berdiam di pembuluh ini untuk memperbanyak diri. Ia
meng-gunakan taktik luar biasa agar lolos dari pasukan pertahanan tubuh,
seperti menyamarkan diri dengan materi yang dirobeknya dari sel tuan rumah.
Pandangan Mendalam atas Kulit
Di atas adalah gambar penampang
melintang kulit. Tetesan keringat yang dikeluarkan dari kulit memainkan
ber-bagai peran bagi tubuh. Selain menu-runkan suhu tubuh, mereka menyedia-kan
zat gizi bagi bakteri dan jamur tertentu yang hidup di permukaan kulit, dan
menghasilkan bahan sisa bersifat asam seperti asam laktat yang mem-bantu
menurunkan tingkat PH (kea-saman) kulit. Media bersifat asam di permukaan kulit
ini menciptakan lingkungan yang tidak bersahabat bagi bakteri berbahaya yang
mencari tempat tinggal.
Gambar kiri merupakan tampak dekat
dari jalan masuk kelenjar keringat. Di sini, juga, Anda akan mendapati bakteri
seperti di tempat lain di kulit.
Respon pertahanan pertama organisme
melawan penyerangnya yang berbahaya adalah perbaik-an sendiri yang cepat dari
jaringan kulit setelah munculnya luka. Ketika luka mencabik kulit, sel-sel
pertahanan dengan segera bergerak ke daerah luka untuk memerangi sel asing dan
membuang sisa-sisa jaringan yang terganggu. Kemudian, sejumlah sel pertahanan
lainnya meningkatkan produksi fibrin, yaitu protein yang dengan cepat menutupi
kembali luka dengan jaringan berserat. Gambar ini adalah gambar fibrin yang
sudah menyelubungi beberapa sel darah merah.
Gambar ini, yang diperbesar 5.900
kali, memperlihatkan sel-sel di trakhea (biru). Mereka menggunakan kelenjar
mereka (kuning) untuk mensekresikan suatu senyawa yang terjebak di
partikel-partikel udara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar