Dengan meninggalnya
Raden Tumenggung Danuningrat Bupati Magelang, maka untuk mengatasi kevakuman
pemerintahan, Pemerintah Hindia Belanda dengan cepat berusaha mencari
penggantinya. Mendiang Bupati Magelang meninggalkan seorang putra yang bernama
Raden Mas Aryo Danukusumo. Ia telah berdinas pada Pemerintah Hindia Belanda
sebagai Wakil Kolektur Penghasilan Negeri dan telah menikah dengan putri Bupati
Pekalongan. Raden Mas Aryo Danukusumo mempunyai dua orang anak. Ia dikenal
sebagai pribumi yang sangat berbudi bahasa dan betapapun masih muda usianya,
namun telah banyak mengambil alih kecakapan-kecakapan dari orang tuanya.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan antara lain kecakapan yang dimilikinya,
akhirnya Raden Mas Aryo Danukusumo ditunjuk menjadi Bupati sementara daerah
Magelang.
Sedangkan untuk daerah Kabupaten
Menoreh, Pemerintah Hindia Belanda menunjuk Raden Ngabei Joyo Negoro sebagai
Bupati sementara Menoreh. Pada tahun 1827 Raden Mas Aryo telah resmi menjadi
Bupati tetap di daerah Magelang sedangkan Raden Ngabei Joyo Negoro telah
menjadi Bupati di daerah Menoreh. Meskipun demikian pejabat I masih
berkedudukan di Magelang. Setelah pemberontakan Pangeran Diponegoro berakhir,
Raden Ngabei Joyo Negoro tidak mau lagi berkedudukan di Parakan. Sebagai
kedudukan yang baru, Bupati Menoreh telah memilih Temanggung.
Sementara itu distrik Menoreh
sebenarnya sudah tidak merupakan Kabupaten Menoreh lagi, oleh karena itu telah
lama digabungkan dengan wilayah Kabupaten Magelang. Dengan demikian nama
Kabupaten Menoreh sebenarnya sudah tidak tepat lagi dengan memperhatikan bahwa
ibukota Kabupaten Menoreh berada di Temanggung, tempat Bupati bertempat tinggal.
Dalam suratnya tanggal 13 September 1834 Residen Kedu CC. Kartnan mengusulkan
untuk mengganti nama Kabupaten Menoreh menjadi Kabupaten Temanggung. Pemerintah
Hindia Belanda sendiri dengan sebuah resolusi yang dikeluarkan di Batavia (
Jakarta ) pada tanggal 10 Nopember 1834 akhirnya juga memberikan persetujuan
yang sama : “Menetapkan bahwa Kabupaten Menoreh ( Karisidenan Kedu ) semenjak
sekarang akan memakai nama dari nama ibukotanya sendiri yakni Temanggung, bahwa
asisten residen Probolinggo dengan pegawai yang diperbantukan kepadanya akan
dipindahkan kesana dan pada waktu yang tepat semenjak sekarang akan memakai
nama asisten residen Temanggung.” Berdasarkan sumber sejarah yang autentik
tersebut dapat ditentukan “Titi Mangsa” hari jadi Kabupaten Temanggung, yakni
jatuh pada tanggal 10 Nopember 1834 bertepatan pada hari Senin Wage tanggal 9
Rejeb tahun Jumakir 1762.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar