Sarana lain bagi mikroba untuk
memasuki tubuh adalah makanan kita. Akan tetapi, penjaga di tubuh kita, yang
mengetahui metode yang di-pakai mikroba ini, menunggu mereka di daerah tempat
berakhirnya ma-kanan, yaitu lambung. Mereka selalu mempunyai kejutan untuk
mikroba yang datang, yaitu asam lambung. Asam ini merupakan kejutan yang ti-dak
menyenangkan bagi para mikroba yang sudah berhasil lolos dari rintangan dan
sampai di lambung. Mayoritas mikroba, kalau tidak dikata-kan semua, dikalahkan
oleh asam ini.
Sebagian mikroba mungkin berhasil
selamat dari jebakan asam ini karena mereka tidak terlalu berkontak dengan asam
lambung, atau kare-na mempunyai daya tahan. Namun, mikroba ini kembali
menghadapi konflik selanjutnya dengan penjaga lain yang berada di jalur mereka.
Kini, kejutan lain berada di hadapan mereka: enzim pencernaan yang diha-silkan
di usus halus. Kali ini, mereka tidak dapat lolos dengan gampang.
Seperti yang sudah kita lihat, tubuh
manusia memiliki penjaga yang diciptakan khusus, yang melindungi tubuh manusia
dalam setiap tahap serangan mikroba. Lalu ada sejumlah pertanyaan penting yang
muncul dari kajian ini. Siapa yang mengenali bahwa mikroba yang tinggal di luar
akan berusaha memasuki tubuh lewat makanan, rute apa yang dilalui makanan,
bagaimana mikroba akan dihancurkan di tujuan akhir, ke mana mereka akan pergi
kalau mereka berhasil lolos dari rintangan ini? Dan bagaimana kalau mereka
berhadapan dengan musuh yang lebih kuat seperti itu? Apakah yang melakukan itu
semua ada-lah sel tubuh, yang tidak pernah keluar tubuh, dan karenanya tidak
berkesempatan mem-pelajari penyusun kimia mikroba yang ada di luar, dan lebih
dari itu, tidak menerima pelatihan apa pun tentang kimia?
Tentu saja tidak. Hanya Allah, yang
menciptakan dunia eksternal serta ma-kanan di dunia ini, dan tubuh yang
me-merlukan makanan tersebut, serta sis-tem untuk mencerna makanan ini, mampu
menciptakan sistem perta-hanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar